Sabtu, 26 Mei 2012

PENGAMATAN GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK


PENGAMATAN GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK
A.    PENGANTAR
Gejala alam adalah suatu fakta berupa objek atau fenomena yang menunjukkan segala sesuatu  proses yang terjadi secara alami, yang terjadi pada benda-benda mati (abiotik) ataupun pada mahluk hidup (biotic) secara invividual ataupun dalam konsep ekosistem. Untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan abiotik dapat dilakukan  melalui pelaksanaan pengamatan objek secara terencana dan sistematis, sehingga selain memperoleh informasi konsep gejala alam, di dalamnya terjadi pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Komponen biotik yaitu segala sesuatu yang berupa makhluk hidup dan gejala kehidupannya yang terjadi pada hewan dan tumbuhan secara individual atau komunitas. Misalnya; perkecambahan, perbungaan, pertumbuhan dan perkembangan, kelahiran pada hewan, adaptasi dan upaya-upaya mempertahankan hidup, kehidupan dan perilaku hidup pada berbagai habitat. Sedangkan komponen abiotik yaitu segala sesuatu yang terdapat disekitar makhluk hidup yang berupa makhluk tak hidup, seperti proses yang terjadi air, udara, tanah, pasang surut, gunung berapi dan sebagainya. Demikian juga dengan interaksi antara kedua komponen biotic dan abiotik tersebut.

B.     PELAKSANAAN
1.      Alat dan bahan: Dalam  pengamatan gejala alam biotik dan abiotik diperlukan beberapa alat dan bahan yang ada di laboratorium, seperti mikroskop, kaca pembesar (lup), termometer alkohol, higrometer, pH indikator universal, kaca benda dan penutupnya, pipet tetes, gelas kimia.
2.      Pengamatan dapat dilakukan baik di alam maupun di laboratorium. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh informasi atau pengetahuan dari objek atau peristiwa dengan menggunakan alat indera, secara kuantitatif ataupun kualitatif.
3.      Untuk mengembangkan kemampuan pengamatan secara sistimatis dan terencana, hendaknya siswa diajak berdiskusi untuk merencanakan langkah-langkah pengamatan terhadap suatu objek atau fenomena tertentu berdasarkan situasi dan kondisi di lingkungan siswa. Misalnya untuk fenomena abiotik diantaranya, perubahan suhu dan kelembaban udara sejalan dengan pertambahan waktu atau tempat yang berbeda, suhu dan pH tanah,  pergerakan udara, atau sudut datang cahaya matahari sejalan dengan perputaran bumi. Untuk daerah pantai mungkin dapat diamati peristiwa perbedaan batas hempasan air ombak sejalan dengan pergeseran waktu.
4.      Selain itu, siswa juga melakukan pengamatan terhadap gejala alam biotik dilakukan dengan cara mengidentifikasi jenis hewan dan tumbuhan yang terdapat di sekitar tempat pengamatan dan mengamati fenomena yang terjadi pada objek yang teramati yang alami ataupun tidak alami, misalnya: (1) peristiwa kelahiran pada hewan (2) cara mencari makan dan pemangsaan pada hewan, (3) peristiwa berbuah, berbunga dan kecambah tumbuhan (4) pengamatan adanya perbedaan  kehidupan dalam perairan dan darat.
5.      Selama melakukan pengamatan, siswa mungkin mengalami beberapa kesulitan, terutama dalam melakukan pengukuran faktor-faktor abiotik berupa cara menggunakan peralatan yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor abiotik tersebut.  Oleh karena itu, guru harus menjelaskan mengenai kegunaan, cara penggunaan alat dan keselamatan kerja.
6.      Kesulitan yang lain yaitu dalam mengidentifikasi jenis hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar tempat pengamatan. Hal ini dikarenakan siswa tidak mengenal dan baru memperhatikan jenis hewan dan tumbuhan yang mereka temukan. Oleh sebab itu, guru dapat membantu siswa dalam mengidentifikasi dan memberi tahu jenis hewan dan tumbuhan yang mereka temukan. Di samping itu, dalam menentukan tempat pengamatan mungkin di sekolah tertentu tidak terdapat kolam atau sawah. Untuk mengatasinya, guru dapat mencari alternatif  tempat lain, misalnya kebun, padang rumput, danau, ataupun tepian sungai yang terdapat di sekitar sekolah. Pengamatan tidak terbatas pada objek yang makroskopis saja, dapat juga dilakukan terhadap setetes air yang diperoleh dari kolam atau sawah, untuk menunjukkan adanya kehidupan di dalamnya. Guru juga dapat memodifikasi penentuan tempat pengamatan dengan membandingkan pengamatan di tempat terang dan teduh.
7.      Dari kegiatan praktikum yang dilakukan terdapat beberapa potensi keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan, diantaranya yang utama adalah keterampilan mengobservasi, menggunakan alat dan bahan, serta keterampilan berkomunikasi.
8.      Data dan analisis data: Bentuk data yang diperoleh yaitu data hasil pengukuran faktor-faktor abiotik suhu dan  kelembaban tanah dan  udara,  yang berupa data kuantitatif. Selain itu juga diperoleh data yang bersifat kualitatif berupa hasil identifikasi jenis hewan dan tumbuhan yang ditemukan serta proses alami yang ditemukan. Siswa hendaknya diajak untuk merencanakan format table untuk menuliskan data, misalnya:
Contoh tabel hasil pengamatan faktor biotik dan abiotik

Gejala alam yang diamati
Tempat :
Waktu Pengukuran ke- :
1
2
3
dst
Faktor Abiotik
Suhu udara (oC)




Suhu tanah (oC)




Kelembaban udara




Sudut datang cahaya matahari




Arah angin





Contoh tabel pengamatan gejala alam biotik:
Fenomena
Alami
Tidak alami
Kelahiran


Pertumbuhan


Perkembangbiakan  tanaman



Dari data yang diperoleh, hendaknya guru membimbing untuk melakukan interpretasi terhadap fenomena hubungan waktu dan tempat terhadap perbedaan faktor abiotik yang disebabkan adanya perubahan sebagai hasil interaksi antara satu factor dengan factor yang lainnya. Demikian juga dengan kecenderungan dari fenomena abiotik yang terjadi pada proses pengamatan.
Dari analisis data terdapat beberapa potensi keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan, diantaranya: merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan penelitian, observasi untuk mengumpulkan dan mengorganisir data,  menafsirkan pengamatan atau interpretasi, seperti menghubung-hubungkan hasil pengamatan tentang interaksi antara faktor abiotik yang satu dengan faktor abiotik yang lainnya, juga interaksi antara faktor abiotik dengan faktor biotiknya. Selain itu, menemukan pola atau keteraturan,  mengelompokkan (mengklasifikasi) dengan membedakan peristiwa gejala alam alami yang tidak alam. Keterampilan meramalkan (prediksi) berdasarkan pola gejala alam yang terbentuk. Keterampilan berkomunikasi seperti membuat dan membaca tabel hasil pengamatan, mendiskusikan hasil pengamatan dan menjelaskan hasil pengamatan tentang faktor biotik dan abiotik. Keterampilan menggunakan alat pengukuran faktor abiotik dengan tepat dan benar juga merupakan keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan.
9.      Kesimpulan:  Penarikan kesimpulan hendaknya diarahkan pada pengertian mengenai gejala alam, perbedaan gejala alam biotik dan abiotik, adanya kecenderungan atau pola tertentu dari gejala alam serta serta menunjukkan contoh-contoh gejala alam.

10.  Terapan pengembangan diarahkan pada memanfaatkan karakteristik gejala alam untukkesejahteraan manusia, misalnya:
-          Adanya pola pasang surut, angin darat dan angin laut berkaitan dengan pelayaran.
-          Peristiwa perbungaan dan berbuah pada tanaman berhubungan dengan musim untuk meningkatkan produksi pangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar